Syarikat Islam Tegaskan Berjuang Lewat Jalur Dakwah Ekonomi

Syariat Islam menegaskan memiliki tanggung jawab sejarah untuk kembali membangkitkan kejayaan dan kemandirian bangsa.

Hal itu diungkapkan Ketua Umum Lajnah Tanfidziyah Syariat Islam, Hamdan Zoelva dalam acara Milad ke-112 Syarikat Islam di Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu 15 Oktober 2017.

Menurut Hamdan, hal itu tidak lepas dari perjuangan anak-anak bangsa dalam penguatan ekonomi dan perdagangan.

Hamdan menegaskan gerakan politik kebangsaan Syarikat Islam dimulai oleh Syarikat Islam dimulai oleh Syarikat Dagang islam (SDI) pada 16 Oktober 1905 dalam visi kemandirian ekonomi pribumi.

Dalam perjalanan kiprah politiknya bersama dengan dinamika politik bangsa Indonesia, kata dia, Syarikat Islam memang mengalami kemunduran. Oleh karena itu, upaya perjuangan melalui jalur politik praktis perlu ditinjau kembali.

"Oleh sebab itu, sejak Kongres Nasional atau Majelis Tahkim ke-40 tahun 2015 lalu kita bertekad untuk berjuang pada jalur dakwah ekonomi," tegas Hamdan

Acara Peringatan Milad Syaritat Islam dihadiri lebih kurang 10.000 orang jamaah. Acara dimulai dengan kajian islam oleh Ketua Majelis Syar'i DPP Syarikat Islam, Dr KH Ade Suherman.

Hadir pada kegiatan ini, para Ketua Pimpinan Wilayah dan Ketua Pimpinan Cabang Syarikat Islam seluruh Indonesia serta seluruh jajaran unsur Organisasi di tingkat DPP Syarikat Islam.


Sandiaga Salahuddin Uno, Wakil Ketua Dewan Ekonomi Syarikat Islam yang juga turut hadir acara tersebut, " Saya tertarik untuk ikut serta membangun sekonomi bangsa. Syarikat Islam yang telah menjadikan dakwah ekonomi sebagai fokus perjuangannya," kata sandiaga Uno,

DPP Syarikat Islam juga menyalurkan sumbangan kemanusiaan untuk muslim Rohingya sebesar Rp50juta.

Ketua Lembaga Amil Zakat Syarikat Islam, Ir Basri Kinas Mappaseng menjelaskan bahwa dana tersebut sebagianya disalurkan melalui program Indonesia Berzakat.

Pada Milad ke-112 ini, PP/LT SI juga memberikan hadiah kepada kompetisi menulis tentang Syarikat Islam yang diikuti para blogger.

Komentar